Kamis, 22 Maret 2012

Pesawat Tanpa Awak


Teknologi Pesawat Tanpa Awak RQ-170 Sentinel Diminati Iran, Rusia dan China

Wednesday, 14 December 2011 10:05 Folda Elsynosa
PrintPDF
Share/Save/Bookmark
alt
Kehebatan Teknologi Amerika Serikat termasuk dibidang pesawat tanpa awak sudah tidak diragukan lagi. Setelah berhasil meluncurkan pesawat tanpa awak Predator dan Reaper, Amerika Serikat kembali menerbangkan pesawat mata-mata tanpa awak RQ-170 Sentinel. Pesawat mata-mata RQ-170 Sentinel disebut-sebut sebagai salah satu pesawat paling canggih milik Amerika Serikat. Dioperasikan oleh CIA, Sentinel seharusnya menjadi "mata di langit" yang tidak terdeteksi alias siluman. Namun, dengan tekhnologi yang dimilikinya, Iran berhasil "membajak" pesawat yang terlalu dalam masuk ke wilayah udara Iran itu.
Pesawat dengan panjang 27,43 meter dan tinggi (di atas roda) 1,82 meter itu mulai dioperasikan pada 2009. Sentinel mampu mencegat komunikasi dan mengambil gambar. Berbeda dengan pesawat mata-mata tanpa awak lain yang dioperasi oleh CIA, seperti Predator dan Reaper, Sentinel tidak dilengkapi senjata. Jadi satu-satunya tugasnya adalah pengintaian.
Brigadir Jenderal Amir-Ali Hajizadeh, kepala unit antariksa Garda Revolusi Iran, mengatakan Iran "menyadari betul informasi teknologi tak ternilai" yang bisa diperoleh dari pesawat itu. Bukan hanya Iran yang bisa mempelajari kehebatan pesawat itu. Rusia dan China dilaporkan langsung meminta izin pemerintah Iran untuk melihat dari dekat aset intelijen paling canggih itu. Jika Rusia dan China diizinkan memeriksa Sentinel, tujuan mereka hampir bisa dipastikan adalah untuk mengidentifikasi teknologi canggihnya, lalu menirunya.
Pakar pesawat tanpa awak dari Royal United Service Institute, Inggris, Elizabeth Quintana, berpendapat, ketertarikan China dan Rusia terutama pada kemampuan pesawat itu menghindari deteksi radar. Sudah bukan rahasia lagi bahwa China dan Rusia berusaha menandingi jet-jet tempur generasi kelima AS. China sangat ingin meniru apapun teknologi AS dan mereka sudah melakukan sejumlah lompatan.

Pada 2001, China berhasil menahan pesawat pengintai P-3 Orion yang digunakan angkatan laut AS. Pesawat itu jatuh akibat bertabrakan di udara. Dengan menguasainya, China berhasil membuat langkah-langkah antisipasi terhadap sistem pengamatan oleh Orion. AS pun terpaksa meningkat kemampuan semua armada Orion. Jadi sangat wajar jika China tertarik untuk "melihat" dari dekat pesawat RQ-170 Sentinel.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar