Kamis, 22 Maret 2012

Teknologi Kloning

Penyelidikan kloning telah dilakukan sejak tahun 1952 oleh dua orang pakar bernama Bricks dan Young. Dua orang ini telah berhasil mengkloning katak dengan cara memasukkan nukleus yang sedang mengalami proses pemisahan ke dalam sel normal. Teknologi kloning pernah menjadi sorotan dunia yaitu pada tahun 1997. Pada saat itu, para ilmuwan Institut Roslin Skotlandia yang dipimpin oleh Dr. Ian Wilmut berhasil membuat kloning domba yang kemudian diberi nama Dolly. Apakah kloning itu?
Kloning berasal dari kata clone yang diturunkan dari bahasa Yunani, berarti potongan yang digunakan untuk memperbanyak tanaman. Akan tetapi, dalam perkembangannya kini pengertian kloning adalah upaya untuk memproduksi sejumlah individu yang secara genetik identik atau suatu cara untuk mendapatkan individu atau anakan yang persis sama dengan induknya tanpa melalui proses pembuahan. Sebagai contoh, pada awal tahun 1998 telah lahir dua anak sapi hasil kloning yang diberi nama Goerge dan Charlie di Texas, Amerika Serikat.
Bagaimana proses kloning domba Dolly terjadi? Dr. Ian Wilmut menguraikan proses pengkloningan domba Dolly sebagai berikut. Mula-mula ia mengambil sel tunggal dari kelenjar susu biri-biri dewasa dan difusikan dengan sel telur yang belum dibuahi dari domba lain yang ADN nukleusnya sudah diambil sebelumnya. Fusi ini menghasilkan embrio hingga lahir. Dengan demikian, secara ilmiah dapat dibuktikan bahwa kini Reproduksi makhluk hidup tidak harus dengan proses pembuahan sperma atau sel telur, tetapi cukup dengan mengambil salah satu sel pada organ tubuh lain.

Sebagai lanjutan dari penemu biri-biri kloning Dolly. Para ilmuwan Skotlandia yang sudah berhasil mengkloning biri-biri Dolly kini telah memproduksi biri-biri yang membawa gen manusia dalam setiap sel di tubuhnya.
“ini benar-benar mengagumkan. Jika yang saya dengar itu benar, ini sungguh lompatan yang mengagumkan,” kata Dr. Stephen Squinto, wakil presiden bagian riset Alexion Pharmaceuticals di New Haven, dalam sebuah wawancara dengan The New York Times (NYT).
Lompatan itu muncul dalam bentuk Polly, biri-biri yang direkayasa secara genetika dan ditumbuhkan dari sel-sel kulit domba janin. Yang melakukan, siapa lagi kalau bukan para ilmuwan di PPL Therapeutics dan Roslin Intitute di Roslin, Skotlandia. “Dengan membuat Dolly, saya pikir tak sulit untuk menambahkan satu gen. Dan itulah yang kami lakukan pada polly,” kata Dr. Alan Colman dari PPL kepada NYT.
Ia lantas menjelaskan, begitu sel biri-biri fetus (yang lebih mudah dimanipulasi daripada sel dari hewan dewasa) diperoleh, gen-gen baru (yang sedikitnya satu di antaranya gen manusia) ditambahkan ke ADN biri-biri tadi di dalam setting lab. Para ilmuwan lantas menggantikan materi genetik pada ovum seekor biri-biri dengan materi genetik sel fetus yang telah dimanipulasi tadi. Begitu materi baru ini telah berada di tempatnya, telur lalu dimasukkan ke uterus biri-biri betina. Terjadilah kehamilan, dan hasilnya adalah Polly, yang setiap sel dalam tubuhnya mengandung gen manusia.
Para ilmuwan PPL tersebut menyembunyikan informasi tentang sifat gen manusia yang digunakannya dalam eksperimen ini, dan menunda publikasi riset mereka di sebuah jurnal ilmiah. Meski begitu, metodologi ilmuwan Skotlandia ini oleh para ahli dipandang sebagai perbaikan luar biasa atas upaya-upaya sebelumnya sekitar rekayasa genetika silang spesies. Di masa lalu, metode yang dominan melibatkan injeksi gen-gen alien ke dalam telur yang disuburkan; serta implantasi embrio yang dihasilkan ke dalam uterus. Lalu, para ilmuwan hanya bisa berharap gen-gen yang ditambahkan tadi bisa menempatkan diri sendiri di dalam sel-sel menggandakan embrio tadi.
“Metode ini lemah dalam hal ADN tambahan,” kata Dr. Lee Silver, ahli genetika Universitas Princeton. Silver menyebut, metode lama ini mungkin berhasil, tetapi hanya satu dari 100 percobaan.
Aplikasi medis praktis teknologi baru tersebut mungkin akan tiba dalam waktu relatif dekat. Para peneliti Skotlandia tadi belakangan menggarap penciptaan biri-biri kloning yang bisa memproduksi alfa-il-anti-tripsin manusia, sejenis protein darah yang bermanfaat pada terapi cystic fibrosis. Proyek lain yang sedang mempertimbangkan adalah penempatan gen manusia dalam biri-biri untuk memproduksi faktor-faktor pembekuan darah untuk dimanfaatkan oleh para penderita hemofili.
Sumber: Jawa Pos 31 Juli ‘97
VN:F [1.6.8_931]
Rating: 7.5/10 (2 votes cast)
VN:F [1.6.8_931]
Rating: 0 (from 0 votes)
Popularity: 1% [?]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar